Tersenyum renyah setiap jumpa
Tertawa lebar ketika menyapa
Seakan kita teman
Tenyata tawa canda mu hanya topeng,
Bagai bara api yang kan membakar dibalik sekam
Mata mu memancarkan Kebencian pada ku begitu mendalam
Hingga kau tikam ku dari belakang
Tanpa rasa belas kasihan kau kau sayatkan luka2 dalam tubuhku
Kau siram dengan air jeruk hingga memerah
Kadang ku bertanya salah ku
hingga begitu dalam kebencian tertanam
bagai butiran darah yang mengalir ditubuh mu
teruntuk mereka yg selalu tersenyum kepalsuan
No comments:
Post a Comment