Tuesday, November 10, 2009

14 hari

"Malam ma,"sapa ku ketika masuk rumah.
"Dari mana gadis kecil ku ini,keluyuran malam minggu ke TIM atau kota tua lagi,"tanyanya, yang lebih pada sindiran. "Kapan mau kenalkan calonnya,"sambungnya sebelum aku menjawab apapun.
"tenang ma, kalau jodoh tak kemana,"Ucapku ringan sambil menyomot kripik yang ada dimeja..
"duduk,"perintahnya lembut.Aku mulai resah pertanyaan yang sama akan terlontar dari mama tercinta, mama akan mulai menanyakan kapan kamu akan menikah, usia mu sudah berapa? sampai kapan mau seperti ini,?.
"Maaf ma, hari ini Ra, terlalu lelah,"elak ku
"Mama beri waktu satu bulan untuk kamu kenalkan pacar mu kalau tidak mama yang akan cari,"ujarnya
"Ma,1 tahun,"pinta ku mengulur waktu
"3 minggu,"
"6 bulan deh,please,"kataku dengan nada memelas.
"2 minggu waktu untuk mengenalkannya titik, protes lagi waktu mu semakin sempit,,titik,sekarang tidurlah,"ujar mengehentikan perdebatan ini.
Oh ma, kenapa jadi serumit ini, keluhku.
≈≈≈≈≈
Azan subhu memangunkan ku..masih teringang-ingan ditelinga ku perkataan mama " waktu mu 2 minggu untuk mengenalkannya titik,".
"oh mama, apa yang terjadi dengan diri mu, aku baru 26 tahun"keluh hati ku sambil berjalan menuju kamar mandi mempersiapkan diri tuk menghadapNya.
Ku sujudkan diriku dalam kekhususan subuh .dan kusempatkan diri tuk bermunajat difajar mu.Beberapa ayat suci kulantunkan menutup subuh ini.
Kubuka semua jendela kamar ku..biar malaikat masuk membawa keberkahan kata pak ustad.yah memang berkah menghirup udara pagi membuatku tenang..
ku ambil handuk kecil dan kukenakan sepatu kets..rutinitas minggu pagi akan ku jalani..berlari pagi keliling kompleks.."kali-kali ada cowok ganteng,kayak disenetron-sinetron ituloh,"khayalku nakal.

≈≈≈≈
senja ini ku duduk dipinggir pantai, hanya untuk memandang lautan lepas yang bebas..duh banyak banget pasangan bergandeng tangan dan tawa canda anak-anak dengan keluarganya..Rame bener ya hari ini,"tanyaku pada diri sendiri.
"ya,iya lah rame,,kan hari minggu,"jawabku dalam hati hingga membuatku tersenyum.
ku lanjutkan lamunan ku menatap indahnya sang lembayung senja. yang memancarkan warna orange memberi ketenangan jiwa. Entah apa yang kupikirkan yang pasti aku tenang duduk disini diatas hamparan pasir putih ditemani deru ombang.

sayup-sayup panggilan ilahi datang memecahkan lamunan ku,,Saatnya beranjak menuju kehadapanya, ajak ku kepada tubuh kecilku tuk meninggalkan pantai indah ini.
Kulangkahkan kaki, untuk menuju ke rumah Nya..beruntung lokasi masjid tak berapa jauh dari lokasi ku termenung.

kupandangi mesjid kecil terbuat dari kayu berbentuk pangung, ramai dengan suara mereka yang berjalan menghadapnya. ku gegaskan diri berwudu..dan mengabungkan diri dengan saf yang telah tersusun rapi..lantunan ayat-ayat suci mengalun begitu indah dari bibir sang imam."Subhanalloh."panjatku.
Engan tubuhku meninggalkan mesjid kecil ini, rasanya begitu tenang dan damai padahal sudah selesai sholat isya..ku putuskan untuk tetap duduk dipelataran luar tuk menikmati ketenangan.
"maaf mba, mesjidnya mau ditutup, apa mba kesasar mencari alamat,"tanya seorang anak muda yang suaranya sepertinya tidak asing bagi ku, sekaligus memcahkan ketenangan ku.
"bisa saya bantu,"sambungnya lagi.
Kuangkat wajah ku, untuk menyakinkan diri memang dia orangnya. dibalik cahaya bulan yg remang-remang samar ku lihat memang dia. maklum mesjid ini sudah gelap karena lampu telah pada. "Atala," tanyaku pelahan menyebut nama lelaki yang menegurku dengan penuh keraguan.
"Ya, maaf siapa ya,"tanyanya heran.
"aku,Raisha,"jawabku menyebut nama
"Raisha,"ucapnya tak kalah terkejutnya dengan ku ketika ditegur tadi."sedang apa disini, sepertinya sedang binggung, kesasar"tanyanya lembut
"nggak, tadi abis nongkrong dipantai terus numpang solat, eh nggak tahunya dah malam, abis nyaman disini,"kataku sambil cengar-cengir."maaf, deh jadi kemalaman nutup mesjid gara-gara aku, kalau gitu cabut dulu ya,"pamit ku sambil berdiri dari posisi ku untuk siap2 beranjak pergi.
"Sudah malam, tidak baik anak gadis dijalan,lagian jalan dah sepi g aman, ini bukan kota besar,"cegahnya. "Kalau tidak keberatan menginap saja dirumah, kebetulah abah kepala desa disini, kamu bisa tidur dengan adik perempuan ku,"ajaknya.
"tidak usah, nanti ngerepotin,"elakku, dan ada rasa segan untuk menginap ditempat Atala secara walau kami sudah kenal hampir 2 tahun, kami tidak pernah ngobrol kecuali kata-kata yang sama mau liputan kemana hari ini?, itu pun hanya via SMS.
"g papa, lebih baik dan lebih aman, ini sudah malam,"
setelah kupertimbangkan akhirnya ku outuskan untuk cari selamat aja deh. "Boleh deh,"
"motornya kita tuntun aja ya, g enak ama tetangga sudah malam,"pintanya.
kami selusuri malam, di bawah sinar rembulan tanpa ada suarapun. Ala hanya jalan dengan khusus dengan menuntun motor ku, tanpa menengok. "aduh kok cangung gini yah g ada percakapan, sampai kapan nih kayak gini,"pikir ku.

"sabar ya, rumah ku didepan yang agak terang, tidak jauh lagi,"ujarnya memecah keheningan seakan menjawab pertanyaan di otak ku.
selangkah demi selangkah kami lalu ditemani suara nyanyian jangrik.begitu tenangnya.
"Yuks. masuk ini rumah ku,"ajaknya ketika berhenti didepan rumah yang cukup luas. kami masuki pager besi coklat yang tidak terlalu tinggi kuselusuri jalan setapak menuju garasi untuk menaruh motor ku, aku tetap mengikutinya seperti anak kecil. Sayup-sayup ku dengar suara tawa renyah perempuan, "oh siapa gerangan adiknya kah atau istrinya,"pikir ku. kenapa juga aku musti berpikir siapa dia, g ada urusananya dg ku.. .bersambung