Thursday, June 10, 2010

Bumi

Kepada bumi ku ceritakan semuanya
Tentang rasa asa gelisa dan duka

Bumi dengan rasa empati dan
Tanpa lelah mendengar semua keluh kesah
Yang selalu terlontar setiap batin gundah

Bumi tetap diam tanpa keluh
Ketika ku hentakan kemarahan
yang menyiksa setiap raga mu

Bahkan tumpahan air mata pun
Kau terima dengan iklas
kau memberikan keteduhan dengan melindungi
Dibawah rindangnya pohon
kicau burung kau dendangkan agar ku tersenyum

Kau tak memilih
Siapa yang boleh menyentuh dan bercerita
Kau tak melarang siapa yang mendekat

Bumi
Terus kau hanya menerimanya
Dengan senyum

Kau tetap temani ku
Dalam rimbunan kehangatan

hentikan lah

Ketika tidak kata yang mampu terucap
Hanya mampu tertahan di hati
Bergemuruh mendengar segala cerca dan makian
Diam dan belari
Demi menghindari semua
Mencari tempat berlindung
Tuk memberikan kehangatan bagi jiwa-jiwa rapuh
Terus ku belari belari
Menghidari semua yang takmampu lagi ku terima
Hingga ku terjatuh dan tertatih untuk bangkit
Walau darah membasuh seluh raga tetap ku kan berlari
Menghindari semuanya bahkan ku kan tergelam di dasar bumi
Hingga tak lagi mendengarnya.
Kadang ingin ku berteriak untuk meminta mmereka menghentikan
Namun kerongkongan ini begitu kering dan keluh
Hingga tiada kata terlontar
Sudah cukup bagi ku
Ku tak sanggup lagi
Aku ku akhir sudah
Dan memilih berada dibawah dengan kegelapan karena mereka tak ada disini.
Tapi ku salah
Mereka tetap mengejarku hingga kini
Tetap caci dan maki mereka lontarkan

Wednesday, June 2, 2010

benarkah ini cinta

Ingin ku buat puisi cinta yang ku dedikasikan untuk seseorang karena rasa rindu yang mendalam..tapi entah mengapa tak ada satu kata indah terlontar dari otak kreatifku..hingga memori indah pun tak mampu ku gambarkan...ku pacu terus otak ku untuk menciptakan kata-kata romantis..akhirnya ku mulai lelah dan ragu tentang rasa yang ada..bertanya kembali pada hati suci tentang makna semuanya...